Pengertian Sejarah dan
Ruang Lingkup Sejarah
Sejak kamu kecil pasti pernah
dengar kata sejarah kan? apa sig pengertian sejarah sebenarnya? mungkin yang
ada dibenak kamu sejarah adalah pelajaran atau cerita masa lalu. Pengertian
sejarah adalah ilmu yang mengkaji peristiwa atau kejadian yang telah
terjadi dalam masyarakat manusia pada waktu yang lampau.
Mempelajari
sejarah berarti membiasakan diri untuk berpikir secara historis dan kritis.
Cara berpikir sejarah berbeda dengan cara berpikir ilmu pengetahuan alam yang
saintis. Berpikir secara historis tentu akan terus berhubungan dengan masa
lampau, sedangkan dalam berpikir saintis kita tak dituntut untuk menengok masa
lalu.
Ruang Lingkup Sejarah
Berikut adalah beberapa luang
lingkup sejarah...
1. Sejarah sebagai Peristiwa
Peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada masa lampau tentunya ada yang penting untuk dibahas, ada pula
yang tidak. Sebuah peristiwa disebut penting bila kemudian peristiwa itu cukup
berpengaruh terhadap masa selanjutnya. Bisa saja peristiwa penting tersebut
pada waktu kejadiannya tidaklah begitu penting, namun setelah peristiwa
tersebut berlalu barulah dirasakan pengaruhnya terhadap kehidupan di masa
berikutnya.
Berkenaan
dengan konsep sejarah sebagai peristiwa maka kita kita akan membicarakan
tentang kejadian, kenyataan, aktualitas yang telah terjadi atau berlangsung
pada masa yang lampau. Lalu kita bertanya ”Apakah yang kita namakan peristiwa
atau kejadian?”. Tentunya secara mudah kita menjawab bahwa kejadian adalah hal
sudah terjadi. Bersambung dengan pertanyaan “Apakah yang terjadi?“. Pertanyaan
ini membuat kita berpikir bahwa banyak sekali jawaban yang bisa kita berikan
berkaitan dengan kehidupan manusia yang terjadi pada masa lampau. Apa saja yang
terjadi dan terbentuk pada masa yang lampau adalah kejadian, terutama yang
berhubungan dengan kehidupan manusia.
2. Sejarah sebagai Kisah
Membicarakan sejarah sebagai
kisah berarti berbicara sejarah sebagai sebuah cerita dalam berbagai
bentuk, baik narasi maupun tafsiran dari suatu peristiwa sejarah. Kisah ini pun
dapat berupa tulis atau lisan. Secara tulisan, kisah sejarah ini dapat dilihat
dalam bentuk tertulis seperti pada buku, majalah atau surat kabar. Secara
lisan, kisah dapat diambil dari ceramah, percakapan atau pelajaran di sekolah. Sejarah
merupakan suatu kisah yang diceritakan dalam berbagai bentuk, baik narasi
maupun tafsiran dari suatu kejadian. Secara tulisan kisah ini akan didapat
dalam bentuk tulisan di buku, majalah atau surat kabar. Secara lisan, kisah
didapat dari ceramah, percakapan atau pelajaran di sekolah.
Oleh
karena sejarah di sini bersifat kisah atau cerita maka isi kisahnya pun berbeda
bergantung kepada siapa yang menyampaikannya, kepentingan, serta latar belakang
si penyampai kisah bersangkutan. Kisah yang dituturkan berbeda karena setiap
orang akan memberikan tafsiran yang berbeda tentang peristiwa yang dilihatnya.
Dengan demikian, akan cukup bijaksana apabila sejarah dikisahkan itu disertai
pula oleh uraian mengenai sifat-sifat orang yang menyampaikan sejarah.
3. Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu baru lahir
pada awal abad ke-20. Pada waktu itu tengah terjadi perdebatan ilmiah di antara
ilmuwan tentang sejarah. Perdebatan ini terjadi di Jerman pertama kali,
melibatkan para ahli filsafat dan sejarawan. Yang diperdebatkan adalah apakah
sejarah dapat digolongkan sebagai cabang ilmu pengetahuan atau merupakan sebuah
seni.
Ilmu
sejarah sendiri sudah mulai berkembang pada abad ke- 19, seiring dengan
perkembangan ilmu dan sains yang lainnya. Pengetahuan sejarah ini mencakup
kondisi atau situasi manusia pada suatu masa yang hidup dalam jenjang sosial
tertentu. Ilmu sejarah berusaha mencari hukum-hukum yang mengendalikan manusia
dan kehidupannya dan juga mencari penyebab timbulnya perubahan-perubahan dalam
kehidupan manusia.
4. Sejarah sebagai Seni
Sejarah pun dapat berperan
sebagai seni yang mengedepankan nilai estetika. Jadi, sejarah dalam hal ini
bukanlah dipandang dari segi etika atau logika. Menurut pemikiran Dithley,
seorang sejarawan dan filsuf modern, sejarah adalah pengetahuan tentang cita
rasa. Sejarah tidak saja mempelajari segala yang bergerak dan berubah yang
tampak dipermukaan, namun juga mempelajari motivasi yang mendorong terjadinya
perubahan itu bagi si pelaku sejarah. Ia mempelajari suatu proses dinamis
kehidupan manusia yang di dalamnya terlihat adanya hubungan sebab-akibat yang
lumayan rumit. Dithley meragukan teori yang diungkapkan Comte, Mills, dan
Spencer yang menyatakan bahwa metode ilmu alam dapat dipergunakan dalam
mempelajari sejarah tanpa modifikasi berkelanjutan.
Memang
benar bahwa sejarah dapat digali melalui metode ilmiah. Akan tetapi, sejarah
itu sendiri memiliki jiwa atau roh, yang tak lain adalah jiwa yang terdapat
dalam diri manusia sebagai pelaku sejarah. Jiwalah yang merupakan nyala api
manusia dalam kehidupannya. Pendekatan terhadap jiwa sejarah ini hanya dapat
dilakukan oleh seni. Jika suatu peristiwa sejarah tak dapat lagi dibuktikan
melalui metode ilmiah maka seorang sejarawan diharapkan mampu mengungkap apa
yang tersirat dalam peristiwa itu melalui daya imajinasi. Imajinasi ini sangat
diperlukan dalam menginterpretasikan sejarah ketika data-data, jejak-jejak, dan
informasi sejarah dirasa belum cukup dalam menafsirkan peristiwa sejarah.
Artikel ini ditulis oleh Desy pada 15:16 02 January
2013 | dibaca 273 kali oleh pengunjung
No comments:
Post a Comment