. Amoi Chantek: Analisis Syair Nasihat Karya Raja Ali Haji Source: http://www.amronbadriza.com/2012/10/cara-membuat-anti-copy-paste-di-blog.html#ixzz2Q2hwp6eP

Sunday 3 November 2013

Analisis Syair Nasihat Karya Raja Ali Haji

Analisis Syair Nasihat Karya Raja Ali Haji
Biografi Raja Ali Haji
Nama Lengkap RAH adalah Raja Ali al-Hajj ibni Raja Ahmad al-Hajj ibni Raja Haji Fisabilillah bin Opu Daeng Celak alias Engku Haji Ali ibni Engku Haji Ahmad Riau. Ia dilahirkan pada tahun 1808 M di pusat Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat (kini masuk dalam wilayah Kepulauan Riau, Indonesia).
Beberapa karya Raja Ali Haji yang terkenal seperti Syair Nasihat di atas, dan Syair Nasihat Kepada Anak, lebih banyak berisikan nasihat bertemakan kepemimpinan. Hal ini bisa jadi dipengaruhi oleh lingkungan di mana Raja Ali Haji lahir dan dibesarkan. Kakeknya, Raja Ali Haji Fisabilillah adalah keturunan keluarga kerajaan Riau. Sementara neneknya, Opu Daeng Cellak memiliki garis keturunan dari kerajaan Bugis.
Selain dibesarkan di lingkungan kerajaan, Raja Ali Haji semasa mudanya juga telah memangku beberapa jabatan penting. Ketika usia Raja Ali Haji telah mencapai 32 tahun, ia beserta saudara sepupunya dipercaya memerintah wilayah Lingga untuk mewakili Sultan Mahmud Muzaffar Syah, yang pada saat itu masih berumur sangat muda. Pada tahun 1845, Raja Ali Haji diangkat sebagai penasehat keagamaan kesultanan. Selain itu, Pekerjaan sebagai penanggung jawab bidang hukum Islam di Kerajaan Riau-Lingga diemban oleh RAH hingga ia meninggal pada tahun 1873.
Selain memangku jabatan kesultanan, Raja Ali Haji juga terkenal sebagai seorang ulama terkemuka. Oleh karena itu, karya-karya Raja Ali Haji banyak berisikan nasihat tentang kepemimpinan dan keagamaan. Lingkungan dan pengalamannya benar-benar memberikan warna tersendiri pada karya-karyanya yang berisikan nasihat.
Sekilas tentang Kepemimpinan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemimpin diartikan dengan orang yang memimpin (Depdiknas, 2002: 874). Sementara itu, menurut Mumford dalam Mar’at (1982: 8) kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial.
Jadi, kepemimpinan dapat timbul kapan dan di manapun, apabila ada unsur-unsur sebagai berikut :
1.    Ada orang yang dipengaruhi atau anggota, bawahan, pengikut, kelompok yang mau diperintah, atau dikomandoi;
2.    Ada orang yang mempengaruhi atau pemimpin,  yang memberi komando, pembimbing;
3.    Ada pengarahan kepada suatu tujuan oleh orang yang mempengaruhi atau pemimpin (Mar’at, 1982: 37)
Analisis Isi Syair Nasihat
Syair Nasihat di atas digolongkan sebagai karya sastra klasik, karena memiliki ciri sbb :
·         Bercerita seputar kehidupan raja / kerajaan
·         Menggunakan bahasa kemelayu-melayuan
·         Menggunakan bahasa klise
·         Menggunakan majas perbandingan
·         Berbentuk syair
Dari awal hingga akhir bait syair akan sangat terasa suasana kerajaan. Berikut akan dibahas syair tersebut bait per bait.
Bait pertama :
Ayuhai segala pegawai sultan,
hendaklah jaga pada jabatan
Kamu itu seperti intan
Jangan dibuangkan ke dalam hutan
Pada bait pertama, Raja Ali Haji mengungkapkan bahwa Sultan adalah figur yang sangat penting. Nasihat beliau tercantum pada baris kedua, yang bermakna seorang sultan hendaknya memiliki sifat amanah. Pada baris ketiga, Raja Ali Haji menggunakan majas asosiasi, yaitu majas perbandingan yang mengungkapkan sifat manusia seperti benda mati. Dalam hal ini, sultan oleh Raja Ali diibaratkan seperti intan yang amat berharga. Bait ini ditutup dengan baris keempat yang mengungkapkan bahwa seorang sultan harus pandai menempatkan dirinya, bukan justru mengasingkan diri dari rakyatnya.
Bait kedua :
Ayuhai segala raja menteri
Serta pegawai kanan dan kiri
Hendaklah jaga ingatkan negeri
Perompak penyamun, kompak mencuri
Pada bait kedua, Raja Ali Haji memberikan nasihat kepada para pemangku jabatan secara keseluruhan. Hal ini tampak pada baris pertama dan kedua yang menyebutkan raja, menteri, serta pegawai kanan dan kiri. Artinya, bahwa para pemangku jabatan di kerajaan tidak bisa bekerja sendiri, namun haruslah bekerja secara bersama-sama. Antara raja, menteri, dan pegawai memiliki peran dan tugas masing-masing, namun tetap memiliki tujuan yang sama. Pada baris ketiga disebutkan tugas para pemangku jabatan tersebut yaitu untuk menjaga ketentraman dan keamanan negeri. Pada baris keempat, disebutkan bahwa perompak dan penyamun, sebagai pengganggu keamanan negeri, kompak mencuri. Artinya, musuh kerajaan itu membangun kekuatan dengan kekompakan, maka para pemimpin juga seharusnya demikian. Bait kedua secara keseluruhan juga merupakan sindiran bagi para pemimpin zaman sekarang, yang justru saling sikut dan saling berebut kekuasaan padahal keamanan dan ketentraman masyarakat belum lagi tercipta.
Bait ketiga :
Kehidupan rakyat janganlah lupa
Fakir-miskin hina dan papa
Jangan sekali tuan nan alpa
Akhirnya bala datang menerpa
Bait ketiga mengandung peringatan dan ancaman pada para pemimpin negeri. Diawali dengan mengingatkan akan kehidupan rakyat yang berada dalam kesengsaraan. Baris pertama dan baris kedua seolah menyampaikan pada para pemimpin bahwa di bawah sana masih banyak rakyat yang menjadi fakir-miskin, hidup susah, sengsara, dan melarat. Baris ketiga berisi nasihat agar para pemimpin tidak melupakan tanggung jawabnya terhadap kesejahteraan rakyat. Baris keempat ditutup dengan ancaman bahwa jika pemimpin lalai akan tanggung jawabnya, maka yang datang tidak lain adalah bencana dan malapetaka.
Bait keempat :
Kacaulah negeri tidak terperi
Berdengki-dengki sama sendiri
Umpat dan puji sehari-hari
Kepada raja tidaklah ngeri
Bait keempat secara keseluruhan menggambarkan akibat yang terjadi jika pemimpin sudah lupa akan tugas dan tanggungjawabnya. Ini adalah penjelasan dari bala yang diungkapkan Raja Ali Haji pada bait sebelumnya. Pada baris pertama, Raja Ali Haji menggunakan majas hiperbola yang menggambarkan kekacauan teramat dahsyat yang melanda negeri. Baris-baris selanjutnya menegaskan bentuk kekacauan yang terjadi : ancaman perang saudara, rakyat saling benci, bahkan tidak senang dengan pemimpinnya sendiri.
Bait kelima :
Raja pun sudah hilang hebatnya
Kepada segala rakyat tentaranya
Sebab karena lalai alpanya
Serta dengan fasik zalimnya.
Bait ini merupakan klimaks dari bait-bait sebelumnya. Pada baris pertama disebutkan bahwa seorang pemimpin bisa saja jatuh kewibawaannya. Baris kedua menggambarkan kembali bahwa raja adalah figur sentral di tengah rakyat dan tentaranya. Dua baris pertama menggambarkan seorang pemimpin yang sudah tidak lagi dipercaya oleh rakyat, bahkan tentaranya sendiri. Dua baris terakhir menutup nasihat ini dengan menyebutkan sebab hilangnya wibawa seorang raja. Setidaknya ada dua sebab : lalai dari tanggung jawab, dan memerintah secara zalim.
Nasihat untuk Pemimpin Masa Depan
Syair Nasihat Raja Ali Haji di atas jika dicermati lebih jauh, sesungguhnya memuat nasihat-nasihat yang berlaku untuk para pemimpin seluruh zaman. Setidaknya ada beberapa tugas dan tanggungjawab seorang pemimpin terhadap rakyatnya :
1.    Pandai menempatkan diri di tengah rakyatnya
2.    Membangun kerjasama yang baik dengan menteri dan pegawainya
3.    Menjaga stabilitas dan keamanan negeri
4.    Memperhatikan kesejahteraan rakyat
5.    Menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab
6.    Memerintah dengan adil dan bijaksana
Selain itu, pemimpin juga harus menyadari adanya bahaya dan ancaman yang mengganggu negeri yang dipimpinnya, antara lain :
1.    Pemberontak dan pengganggu keamanan negeri
2.    Perebutan kekuasaan yang menimbulkan perang saudara
3.    Hilangnya wibawa raja di mata rakyat
Mencermati kondisi Indonesia saat ini, agaknya apa yang disebutkan Raja Ali Haji dalam syair nasihat sungguh benar adanya. Saat ini pemimpin sudah semakin hilang wibawa. Masyarakat semakin antipati dengan pemerintah, sementara di kalangan pejabat sana banyak yang melakukan tindakan korupsi. Ada juga yang sampai saling sikut karena berebut kekuasaan. Inilah tanda-tanda datangnya bala yang disebutkan Raja Ali Haji dalam syairnya. Maka, figur pemimpin yang adil dan bijaksana tentulah sangat diharapkan oleh negeri ini. Pemimpin yang bisa menyelesaikan segala permasalahan rakyat, mulai dari kesejahteraan hingga keamanan, dan pemimpin yang amanah serta memiliki integritas dan kapabilitas yang baik. Pemimpin seperti inilah yang diungkapkan seperti intan oleh Raja Ali Haji, dan pemimpin seperti inilah yang diidamkan oleh negeri ini.


No comments:

Post a Comment